Nostalgia, lagi

 

Aku mengamati gambar diriku ketika aku berusia sembilan belas

Saat itu aku menyadari banyak hal

Perlahan paham dengan apa yang terjadi denganku

Tuhan sungguh baik

Menjauhkan aku dengan orang yang aku sayang

Lalu mempertemukan aku dengan orang yang aku butuhkan

Ketika aku sangat berambisi, kecewa yang selalu singgah

Ketika aku memasrahkan semua, justru aku mendapat semua

Tuhan memang tak pernah kemana mana

Memberi kejutan indah setiap gelisah mendera

Memberi tenang yang lega setiap airmata ada

Ah, aku sungguh malu ketika kehendakku diluar batas

Padahal tak semua yang kuinginkan itu yang terbaik untukku

Dan Dia yang tak pernah kesal dengan segala kehendakku yang sangat banyak

Aku mengamati gambar diriku yang lain

Mengingat saat aku benar benar kacau

Rasanya seperti ingin menghilang

Tapi Tuhan memang sangat pengertian

Memberi jeda untuk menata hati yang sedang porak poranda

Membelai saat sujud sembari menangis seperti bayi

Menemani malam malam sunyi dengan alunan merdu

Hingga aku terbuai dan merasa lebih baik

Bagaimana bisa aku lupa dengan semua itu?

Bagaimana bisa aku tak mencintai-Nya?

Namun aku hanya seonggok daging yang tak tau diri

Kuharap Engkau tak pernah membenciku yang hina ini

Kuharap juga aku bisa tersenyum saat pergi menemuiMu 




Komentar