Canggihnya bualan palsu

 


Sudah tak ada lagi lantunan merdu yang menggetarkan Arsy.

Sudah tak ada lagi untaian indah yang selalu menjadi oksigen setiap hari.

Sudah tak ada lagi gerakan yang menjadi obat penenang hati.

Sudah tak ada lagi anak Adam yang menjaga hasrat di dalam hati.

     Yang ada hanyalah melodi yang tak jelas artinya.

     Yang ada hanyalah hiburan kepalsuan belaka.

     Yang ada hanyalah anak Adam yang terpekur dengan nyenyaknya.

      Yang ada hanyalah kecanggihan yang memabukkan jiwa.

Kemana perginya sang cahaya?

Cahaya yang seharusnya menjadi permadani surga.

Tapi di dongeng nyata, hanya bumerang petunjuk ke neraka.

      Apakah sebentar lagi dunia akan musnah?

      Musnah ditelan rakusnya anak Adam yang merajalela.

      Apakah mereka tak sadar?  Kehidupan bak surga yang dibuatnya hanyalah fiktif belaka.

Sudah berapa kali Tuhan mengingatkan?

Berkali kali, atau berpuluh kalikah?

Dan sudah berapa kali anak Adam mengabaikan? Mungkin sudah tak terhingga.

Namun mengapa anak adam masih saja dimabukkan dengan canggihnya bualan palsu?

Sedangkan kenikmatan haqiqi selalu terhampar sepanjang waktu.

Komentar