Catatan Perempuan Jingga

Cari Blog Ini

Saat ini

Agustus 16, 2020

Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

Saat ini, aku lupa rasanya terluka karena terlalu bahagia bersamanya. Kebersamaan yang entah sampai kapan mungkin, sampai ia pergi dengan bait harapan.

Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer

Dunia Abu Abu

Dunia sudah abu abu. Hitam dan putih sudah tercampur. Sukar memisahkannya kembali. Menjadi sulit menilai. Yang awalnya hitam mulai pudar warnanya oleh putih meski tidak sepenuhnya menjadi putih. Pun sebaliknya. Selalu bisa menemukan putih dibalik hitam, selalu bisa menemukan hitam dibalik putih. Pada akhirnya hanya bisa menjadi pengamat diplomasi yang tak bisa memihak. Meski begitu, selalu ada warna lain yang membuat abu abu menjadi indah dan menarik. Selalu ada warna lain yang membuat abu abu tampak seperti putih. Pun sebaliknya. Itulah yang terjadi pada dunia dari dulu hingga kini. Setidaknya sisi putih itu selalu ada, meski hitam menyertai.

Seharusnya

Seharusnya aku tahu, kau lebih bahagia tanpa aku. Aku benar, kan?. Menjadi teduhmu pun aku tak bisa. Aku hanya teduh bagi diriku sendiri. Dari derasnya hujan yang turun dipipi. Jika aku melakukan hal besar, apa kau akan menoleh sejenak padaku? Bahkan jika hal besar yang kulakukan ternyata merelakan mu pergi, apa kau menoleh sejenak padaku? Ah, seharusnya aku sadar, aku hanya debu yang tak penting diperhatikan.

Damai

Langkah yang terseret dan pelan itu menuju telaga yang jernih. Katanya itu adalah telaga pembawa kedamaian. Siapapun yang masuk kedalamnya akan merasa damai. Begitu pula harapan langkah kaki yang terseok mendekati telaga itu. Melihat airnya yang jernih saja sudah membuat tersenyum. Ajaib sekali. Kaki itu mulai masuk. Dingin dan segar. Seakan waktu terhenti. Seakan waktu memberikan sedikit tambahan waktu untuk beristirahat. Pikirannya yang pelik mulai surut. Gemuruh didadanya mulai hilang. Jiwanya terasa damai. Bisakah air telaga ini dibawa saja kerumah agar tak usah repot repot berjalan jauh menempuhnya? Pikirnya konyol. Setelah puas menikmati telaga itu, langkah kaki itu berjalan pulang ke rumah. Telaga itu tersenyum lega karena sudah membantu orang lain. Ada rahasia besar tentang telaga itu yang tak diketahui penduduk sekitar. Telaga itu ajaib. Bisa mendengar, melihat bahkan punya perasaan. Setiap ada yang datang, telaga itu selalu mendengar keluh kesah dan semua uc...

Diberdayakan oleh Blogger