Catatan seekor burung

 


Burung itu berhenti berkicau.

Sejak ia masuk dalam sangkar, dan tak pernah bisa keluar.

Burung itu tak berminat pada makanan didepannya. Matanya lebih suka melirik burung lain yang terbang bebas didepannya.

Burung itu tak punya air mata seperti manusia. Maka ia hanya bisa menunduk dengan sendu yang mendalam.

Andai ia bisa bahasa manusia, sudah pasti sekarang ia bermain bersama angin. Mengitari awan yang berarak dengan penuh sukacita.

Tapi, impian itu hanya bisa tertahan dikepalanya. Karena ia tak punya daya untuk memberontak. Burung itu terlalu kecil untuk melawan.

Hingga akhirnya ia hanya bisa melihat awan dari kejauhan. Tertawa miris saat mendengar angin mengajaknya bermain. 

Sangkar itu layaknya penjara. Yang mengekang sang burung yang hanya punya satu impian sederhana.

Yaitu "terbang"

Komentar