Catatan ilusi yang membawa luka



 Kabin otakku hampa.

Itu dulu.

Sebelum seberkas cahaya hijau menyelinap masuk tanpa permisi.

Kabin otakku memberontak, tapi melemah ketika tak sadar terjebak dalam pesona cahaya hijau itu.

Hingga tak sadar cahaya hijau itu menguasai kabin otakku.

Hatiku berusaha memutar balik untuk mengendalikan, tapi tak kuasa.

Hingga cahaya hijau itu memulai permainan.

Permainan yang mengundang lelehan bening.

Tak ada cara mengalahkannya kecuali mengimbangi permainannya.

Namun hatiku terlanjur terkoyak oleh rusaknya sistem pertahanan di kabin otakku.

Hingga aku butuh energi besar untuk kembali merebut kabin otakku.

Dan hatiku kembali mendapat kejutan.

Bahwa energi besar itu hanya dimiliki cahaya hijau itu. 

Hingga akupun terpaksa harus melebur bersatu bersamanya. Agar aku dapat kembali mengendalikannya.

Komentar